Pengertian Remaja
Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur
belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi
tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari
anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan
masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Definisi
Menurut psikologi, remaja
adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa,
yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18
tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis)
dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Dilihat dari bahasa
inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan
tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa.Oleh
sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih
berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja
menuju kedewasaan.
Remaja juga berasal
dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional,sosial, dan fisik (Hurlock,
1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan
orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada
dalam golongan dewasa atau tua.
Seperti yang
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini
& Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk
memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan
21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan menurut
Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa
kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka
bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak,
tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan
oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia
remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:
·
Masa remaja awal, 12 - 15 tahun
·
Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
·
Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
Tetapi Monks, Knoers,
dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja
10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18
tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang
dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock
tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa
anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana
pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun
psikologis.
PERUBAHAN FISIK REMAJA
A. CIRI-CIRI
REMAJA AWAL (Teenagers)
·
Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
·
Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh
hingga tingginya hampir menyamai tinggi ortu.
·
Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang.
·
Pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada
dada, lengan, paha dan betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar
tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.
·
Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14
tahun remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja
pria.
·
Dalam masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita
cenderung ke arah memanjang dibanding melebar.
·
Kematangan kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th. Biasanya
pertumbuhan itu lebih cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.
B. PUBERTAS
Pubertas adalah periode
pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan
fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987).
Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer
dan sekunder.
Ciri-ciri seks
primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada
vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan
munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada
penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini
menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan
perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya
melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder
meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu
tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan
perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin,
kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita
(ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan
penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam
otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan.
Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.
C. MASA
REMAJA AKHIR SEBAGAI MASA ADOLESSENCE
Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara masa
remaja menuju dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 17-22
tahun. Pada masa ini terjadi proses perkembangan meliputi
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka,
dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
(Anna Freud, dalam buku Hurrlock).
Adolessense berasal dari kata adolescere yang
artinya: “tumbuh”, atau ”tumbuh menjadi dewasa” untuk mencapai “kematanga”,
kematangan adolessense mempunyai arti luas mencakup kematangan mental,
emosional, seksual dan fisik.[4]Pada masa adolessense ini adalah masa terjadinya
proses peralihan dari masa remaja atau pemuda ke masa dewasa. Jadi masa ini
merupakan masa penutup dari masa remaja atau pemuda. Masa ini tidak berlangsung
lama, oleh karena itu dengan kepandaiannya, seseorang yang dalam waktu relatif
singkat sekali telah sampai kemasa dewasa.
Banyak pendapat tentang masa adolescence ini akan
tetapi pada umumnya, berkisar 17,0-19,0/21,0 tahun. Pada masa adolescence ini
sudah mulai stabil dan mantap, ia ingin hidup dengan modal keberanian, anak
mengenal aku-nya, mengenal arah hidupnya, serta sadar akan tujuan yang
dicapainya, pendiriannya sudah mulai jelas dengan cara tertentu. sikap kritis
sudah semakin nampak, dan dalam hal ini sudah mulai aktif dan objektif dalam
melibatkan diri ke dalam kegiatan-kegiatan dunia luar. Juga dia sudah mulai
mencoba mendidik diri sendiri sesuai pengaruh yang diterimanya. Maka dalam hal
ini terjadi pembangunan yang esensial terhadap pandangan hidupnya, dan masa ini
merupakan masa berjuang dalam menentukan bentuk/corak kedewasaannya
CIRI-CIRI REMAJA AKHIR
·
Pertumbuhan fisik remaja relatif
berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja
pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami
pertumbuhan yang lambat.
·
Mengalami keadaan sempurna bagi
beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk memasuki masa
dewasa awal. Seperti badan dan
anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris, bahu yang berimbang
dengan pinggul.
Saat ini, remaja
mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat
berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular.
Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai
menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di
tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun
dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi
maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.
Trend
secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan
gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya
tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka
kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.
Perkembangan Psikologi Remaja
Bicara tentang psikologi
remaja tentu
tak lepas dari perkembangan psikologis remaja. Pada fase perkembangan psikologi
remaja, anak harus mampu meninggalkan sifat kekanak-kanakannya.
Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja
a. Perkembangan
Fisik Psikologi Remaja
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat
strategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat
pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki. Pada
remaja akhir,proporsi tubuhmencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua
bagiannya (Syamsu Yusuf :2005). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini,
perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua
bagian, yakni :
1) Ciri-ciri Seks Primer
Perkembangan psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan
pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat.
Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria, sekitar usia
14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar sperma. Pada remaja wanita,
terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum
(sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi
pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit
pinggang, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung. Psikologi remaja
2) Ciri-ciri Seks Sekunder
Perkembangan psikologi remaja pada seksualitas sekunder adalah
pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki
atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis,
jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh
jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah
menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara
lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada
kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada
pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional.
b. Perkembangan
Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn secara
fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut
·
Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang
gagasan abstrak
·
Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana,
strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
·
Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang
konkrit dengan yang abstrak
·
Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif
untuk mencapainya psikologi remaja
·
Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan,
moralitas, dan identitas (jati diri)
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi
tingkat tinggi. Perkembangan
emosi remaja
awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif
dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan
remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan
emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah
laku “salah suai”, misalnya :
·
Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan
lain-lainnya
·
Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan
harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :
·
Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis
(senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan
lain-lainnya
·
Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif,
wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan
bijak
c. Pekembangan
Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan
fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai,
dan penilaian positif dari orang lain). psikologi remaja
d. Perkembangan
Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang
lain (social
cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang
memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya,
misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan
mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat,
pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan
lain-lainnya.
e. Perkembangan
Kepribadian Psikologi Remaja
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah
masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi
masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I ?).
Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam
hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting
dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja)
adalah :
1.
Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku
dewasa pula
2.
Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi
baru
3.
Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi
dan cita-citanya
5.
Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa
anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan,
mengembangkan, dan memelihara identitas diri
Tindakan
antisipasi remaja akhir adalah:
1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi
kelebihan dirinya
2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang
diidamkan
3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap
teman-temannya
4) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
f. Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang.
Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai
dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama
dengan cermat. Mereka mulai membawa
nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati
secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang
memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya.Di
sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian.
MASALAH FISIK SERTA MASALAH PERKEMBANGAN REMAJA
A.
Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku
remaja
Seorang anak dikatakan remaja pada batasan-batasan usia tertentu.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa
mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, hal ini
tampak pada perilaku remaja yang canggung dalam proses penyesuaian diri. Remaja
isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosi seperti gelisah, mudah tersinggung
serta melawan kewenangan, dan sebagainya.Perubahan fisik pada masa puber
mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga
mempengaruhi keadaan psikologis remaja. Meskipun akibatnya biasa sementara,
namun cukup menimbulkan perubahan dalam perilaku, sikap, dan
kepribadian.Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan
perilakunya. Huirlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi pada remaja
adalah sebagai berikut:
1) Ingin
menyendiri
Perubahan pada masa
remaja ini mulai terjadi ditandai dengan anak yang menarik diri dari berbagai
kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota
keluarganya. Mereka sering melamunkan akan dirinya yang tidak dimengerti atau
diperlakukan kurang baik oleh lingkungan dan orang-orang disekitar mereka.
2) Bosan
Anak remaja mengalami
kebosanan dengan permainan yang biasanya digemarinya juga dengan tugas-tugas
sekolah, kegiatan social pada umumnya. Anak sedikit sekali bekerja dan biasanya
diikuti dengan menurunnya prestasi di berbagai bidang.
3) Inkoordinasi
Pertumbuhan yang
terjadi dengan sangat pesat dan tidak seimbang mempengaruhi koordinasi gerakan,
ditandai dengan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu.
4) Antagonis
social
Remaja
sering kali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang.
5) Emosi yang
meninggi untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil.Kemurungan, merajuk,
ledakan amarah dan kecenderung merupakan ciri-ciri awal masa remaja.
Masa ini ditandai dengan merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah.
6) Hilangnya
kepercayaan diri
Anak remaja yang
sebelumnya sangat yakin terhadap diri sendiri menjadi takut akan kegagalan
karena menurunnya daya tahan fisik menurun disebabkan kritik yang bertubi-tubi
dari orang tua dan teman-temannya.
7) Terlalu
sederhana
Anak remaja akan
menjadi sangat sederhana dalam segala penampilan dikarenakan takut orang lain
memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberikan komentar buruk.
Umumnya
perubahan fisik tersebut menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena harus
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pengaruh akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika
mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya
(remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan
ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang
dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka
juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola
mereka.
Permasalahan
fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak
(2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada
dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat,
perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja
ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone,
1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi,
pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri,
onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (Shaw, 2003;
Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini
dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau
bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
B.
Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku
remaja
1. Remaja
Awal
A.
Ketidakstabilan keadaan perasaan
dan emosi
Pada
masa ini, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan
perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini sering disebut strom and stress. Remaja sesekali
sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang
meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri berganti rasa
ragu-ragu yang berlebihan, termasuk ketidaktentuan dalam menentukan cita-cita
dan menentukan hal-hal yang lain.
B.
Status remaja awal yang membingungkan
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga
membingungkan. Perlakuan orang tua terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang
tua ragu memberikan tanggungjawab dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”.
Tetapi saat mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat
teguran sebagai “orang dewasa”. Karena
itu, mereka bingung akan status mereka.
C.
Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja
awal sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih mengutamakan
emosionalitas sehingga kurang mampu menerima pendapat orang lain yang
bertentangan dengan pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena mereka menganggap
bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua.
2. Remaja Akhir
Pada masa ini terjadi
proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis.
A.
Stabilitas mulai timbul dan meningkat
Stabilitas mulai
timbul dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula stabil dalam
minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesame
ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah
berubah pendirian. Proses menjadi stabil ini akan lebih cepat apabila orang
tua berperan dengan lebih demokratis.
B.
Citra diri dan sikap pandang yang
lebih realistis
Disini remaja
mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai miliknya,
keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
C.
Menghadapi masalahnya secara lebih matang
Hal ini disebabkan
oleh karena kemampuan pikir remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang
oleh sikap pandangan yang lebih realistis.
D.
Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan
gejala-gejala strom and stresssehingga
muncullah suatu ketenangan dalam diri mereka.
E.
Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Sebelum masa remaja ini disebut
sebagai PERIODE PUBERTAS (ambang pintu masa remaja). PUBERTAS jelas berbeda
dengan masa REMAJA, walaupun bertumpang tindih dengan masa remaja awal.
USAHA MEMBANTU PERTUMBUHAN FISIK REMAJA
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik remaja sering
disebabkan karena perasaan dan fikiran mengenai fisiknya. Adanya
bentuk tubuh yang diidamkan dan fikiran untuk dicapainya. Bila dirinya
tidak dapat menyamai seperti yang diidamkan akan
menimbulkan rasa cemas bagi remaja. Perilaku, sikapnya akan mengalami perubahan
karena dia menilai dirinya berbeda dari teman sebayanya. Remaja banyak
perhatian terhadap kelompok, perilaku remaja akan banyak dipengaruhi oleh
perilaku kelompok.
Pengembangan
program kelompok remaja kearah kegiatan yang bernilai positif oleh para tokoh
masyarakat dan sekolah, merupakan upaya membantu para remaja dalam perubahan
fisik mereka. Kegiatan bernilai positif seperti olahraga, pramuka dan seni
dapat menumpuk pertumbuhan fisik remaja sedangkan kegiatan yang bernilai
negatif seperti ngebut, bergadang dimalam hari , minum-minum keras dan
semacamnya akan mengganggu kesehatan. Kelompok remaja yang dapat dibentuk
disekolah seperti kelompok olahraga, kelompok seni, kelompok belajar. Kelompok
remaja dapat pula terbentuk diluar sekolah, seperti kelompok olahraga,
kesenian, pramuka dan sebagainya. Pengembangan kegiatan pramuka,
penyelenggaraan kesenian kesegaran jasmani dan pembiasaan hidup bersih perlu
diprogram sebagai kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk belajar teratur
dan bertanggung jawab.
Disamping
upaya yang telah dikemukakan diatas, baik guru maupun orang tua perlu membantu
remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan tersebut. Penjelasan atau
informasi yang diberikan pada remaja dapat meliputi berbagai hal, yaitu
berkaitan dengan kesehatan, penataan diri, konsep tentang daya tarik, baik
fisik maupun psikis.
Lingkungan
juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat
atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja. Dalam batas-batas
tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa sehingga
dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik subjek didik.
Dalam proses pembelajaran itu
dapat diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara lain:
1. Menjaga kesehatan badan.
Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olah raga secara teratur akan dapat
membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga
terkena penyakit, haruslah segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
2. Memberi makanan yang baik.
Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan
tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan akan
menentukan pula pertumbuhan anak. Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya
memperhatikan faktor berikut:
·
Menyediakan sarana dan prasarana. Faktor sarana dan prasarana ini jangan
sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat
duduk dan meja, dan sebagainya.
·
Waktu istirahat. Untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga
baru, istirahat yang cukup sangat diperlukan.
·
Diadakannya jam olah raga bagi siswa. Pelajaran olah raga sangat penting
bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olah raga yang dijadwalkan secara
teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi
secara teratur pula.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Pengertian Remaja dikutip dari :
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
3. Masalah Perkembangan Serta Usaha Membantu
Pertumbuhan Remaja dikutip dari :
·
Hurlock, Elizabeth
B., Developmental Psychologi A. Life-Span
·
Approach,Diterjemahkan: Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991.
·
Sarwono, Sarlito
Wirawan, Psikologi Remaja, Jakarta: Rajawali Press, 2010
·
Mappiare, Andi.1982.Psikologi Remaja.Surabaya:Usaha
Nasional
terimahkasih
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fariezaki%2F.wordpress.com
Caesars Palace Casino - DrmCD
BalasHapusLocated in Las 안산 출장샵 Vegas, Caesars Palace is a five-minute walk 영천 출장샵 from 광명 출장안마 The Strip casino. It is 논산 출장마사지 part of the Caesars Palace 영주 출장안마 Collection and includes a selection of fine